Translate

Senin, 18 Mei 2015

Kekayaan Budaya, Masalah Komunikasi Bukan? Yuk Simak Kisah Komunikasi Berbeda Suku.


Bismillahirohmanirohim...
Assalamu’alaikum para pembaca yang insyaa Alloh senan tiasa dirahmati Alloh ;)
Kali ini para pembaca pasti setuju dengan pendapatku ini “Indonesia memiliki pulau yang terbentang mulai dari sabang sampai marouke, yang dari sanalah menjadikan Indonesia ini menjadi kaya akan suku dan budaya, hal hasil indonesia mempunyai berbagai macam watak, adat, dan bahasa yang berbeda dari setiap daerahnya’. Setuju kan?hehe.
oiya, para pembaca disini pernah mengalami kesalahan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya atau watak?  Atau pernah salah paham? Dan pasti para pembaca pernah mengalami ketidak pahaman akan bahasa yang diucapkan lawan bicara kita? hahaha kalo gitu yuk simak kisah ini....
Begini ceritanya..
Pada hari itu, hari ke2 dimana aku selesai kegiatan masa opak (masa orintasi pengenalan kampus).
“alhamdulillah, hari ini selesai juga.  Jam setengah enam, semoga masih ada bus, aamiin.” Ucapku dalam hati.
Aku pun berjalan menuju bunderan cibiru berharap masih ada bus yang beroprasi. Setelah 25 menit menunggu, namun bus tak kunjung tiba. aku melirik sekitarku, ada 2 orang ikhwan dan 3 orang akhwat. Karena bosan, aku memulai percakapan dengan 2 orang akhwat dari koppo sebut saja sinta dan jojo. Ditengah percakapan seorang akhwat sebut saja boyen (nama samaran) datang dan bertanya kepada kami  “heh, kamu! Kamu orang bandung?” tanyanya.
“iya, kenapa teh?” jawabku.
 “ lah ini bus masih ada ga? Udah malem ini ,kenapa busnya ga dateng dateng?” tanyanya dengan nada tinggi.
“udah habis kayanya teh.” Sambung salah satu ikhwan yang dari tadi berdiri disamping kami.
“lah? Bagaimana aku bisa pulang kalo busnya ga ada?” ringis boyen.
“emang teteh pulang kemana?” tanyaku.
“aku mau ke koppo. Gimana ini?” ujar boyen.
“yaudah ini sinta sama jojo juga mau kekopo, kamu bareng aja sama mereka.” Ucapku.
Akhirnya merekapun berdiskusi, namun tak lama terdengar teriakan dari jojo.
“yaelah lu songgong amat, diajak ini ga mau, diajak itu gamau. Lu maunya apasih ? yaudah lu pulang sendiri aja, ribet amat.” Bentak jojo.
“eh kamu biasa aja, kamu ini orang mana sih? Kamu ga boleh ngomong gitu.” Jawab boyen dengan nada tingginya yang membuat emosi jojo terpancing.
“kenapa?” tanyaku pada sinta.
“ini... blablabala” sinta pun menjelaskan tentang pertentangan mereka mengenai angkutan umum yang akan mereka pakai. Karena terus beradu mulut, aku pun mencoba meleraikan mereka.
“udah.. jangan berantem ya, kita cari solusinya bareng-bareng.” Ujarku selembut mungkin.
“apa sih? Ini lagi ikut campur. Udah lu sana aja.” Bentak jojo.
“bukannya gitu..” (belum selesai bicara, boyen pun langsung memotong)
“udah kamu sana!” bentak boyen.
Akhirnya dengan bentakkan itu aku cuman bisa menggaruk garuk kepala ku. Tak lama 2 orang ikhwan tadi pun ikut mereraikan dan berhasil, karena berhasil aku langsung menghampiri mereka kembali dan mengajak mereka untuk pulang bersamaku menggunakan angkutan umum karena kebetulan arah pulangku melewati kopo.  Hingga pada saat didalam angkot kita hanya diam membisu, hingga salah satu ikhwan membuka percakapan dengan menanyakan asal kami. Dan hasilnya aku beserta kedua ikhwan tadi berasal dari bandung, jojo dan sinta dari jakarta dan boyen dari medan.
Nah, itulah pengalaman saya selaku pelaku komunikasi. Para pembaca, perlu kita ketahui komunikasi tidak akan berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengerti. Karena pada saat komunikasi akan timbul sebuah persepsi. Seperti yang dikatakan Larry A. Samovar dan Richard E. Porter ada enam unsur budaya yang secara langsung mempengarui persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain,yakni:
·         Kepercayaan (beliefs), nilai (Values), dan sikap (attitudes)
·         Pandangan dunia (worldview)
·         Organisasi sosial (sosial organization)
·         Tabiat manusia (Human nature)
·         Orientasi kegiatan (activity orientation)
·         Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others)
Seperti itulah para pembaca, jadi bila kita paham dan mengerti serta menguasai komunikasi masalah yang dikisahkan tadi sangat sedikit sekali kemungkinan terjadinya. *loh ko masih ada kemungkinan terjadi? Karena menurut saya mood seseorang pun akan mempengaruhi persepsi. ;)
Alhamdulillah, syukron para pembaca semoga dapat mengambil pelajarannya ya ;)
Wassalamu’alaikum wr,wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar